Wisata Kereta Api saat ini telah menjadi trend dunia, apalagi kereta api wisata “Mak
Itam” yang prosesinya ada dua di dunia, satu di Swiss, dan satu lagi di
Sawalunto, Sumbar, merupakan destinasi di wilayah Indonesia
Mak
Itam adalah nama popular dari lokomotif uap E1060. Awalnya lokomotif ini
berjasa untuk mengangkut batubara dari tambang Ombilin, Sawahlunto ke Pelabuhan
Emmahaven (sekarang Teluk Bayur).Namun, pada 1980-an, produksi tambang menurun
dan Mak Itam pun dipensiunkan. Pada 15 Desember 2008 lalu, Mak Itam “pulang
kampung” ke Sumatera Barat
Tampilannya
dipermak menjadi kereta wisata klasik yang mengagumkan. Badannya berwarna hitam
besar dengan sedikit sentuhan warna merah di bagian bawah. Kereta berdinding
kayu ini hanya memiliki fasilitas kipas angin, toilet antik namun bersih dan
tempat duduk kayu memanjang dengan posisi menghadap jendela. Namun justru
dengan kekunoannya inilah, penumpang seperti benar-benar merasakan perjalanan
nostalgia beberapa puluh tahun silam.
Dikutip
dari situs PT Kereta Api Indonesia, perjalanan Mak Itam secara reguler
berlangsung setiap hari Minggu atau hari libur pukul 12.00 dari Stasiun
Sawahlunto-Muarakalaban dalam waktu 30 menit.
Yang
membuat sensasi luar biasa adalah ketika Mak Itam memasuki terowongan Lubang
Kalam. Sensasi nostalgia dengan asap dan lengkingan loko uap akan lebih terasa
di dalam terowongan yang dibangun pada tahun 1894 ini.
Keistimewaan pembakaran dan juga usia loko
uap ini menggambarkan perkembangan perkeretaapian yang sangat erat hubungannya
dengan batubara. "Di sinilah letak keistimewaannya karena pembakarannya
dengan batubara,
No comments:
Post a Comment